Sewaktu sakit kemarin, kaya ada yang berbeda waktu saya melihat cermin. Tampang yang kuyu dan kumis dan jenggot yang awut-awutan membuat saya terlihat menyedihkan. Bukan cuma menyedihkan, saya juga melihat makhluk yang rapuh disana. Kemudian saya lihat tangan dan anggota tubuh lain yang sering kita banggakan ini, sama saja, terlihat rapuh di mata saya waktu.
Tag Archives: Motivation
“Hidup saya sangat Bahagia”, katanya. Perkenalkan ini Sam Berns. Usianya kala itu 17 tahun, tapi penampilannya seperti kakek 71 tahun. Tingginya tak lebih dari seorang bocah kelas 2 atau 3 SD dengan berat sekitar 20-an Kg. Jelas sekali dia memang tidak normal secara fisik. Selain tinggi dan berat badannya tidak normal, wajahnya sangat tirus, penuh.
Ketika bagian dunia lain masih “gelap” dan mencekam dengan perang melawan covid-19, China dan Korea (pelan-pelan) sudah mulai berani menyambut cahaya dan melanjutkan hidup paska cengkeraman sang virus. Orang-orang sudah mulai berani jalan-jalan, kantor, sekolah, pasar dan pusat keramaian sudah mulai dibuka dan orang sudah diijinkan bepergian jauh. Pelan-pelan terang mulai datang. Pertanyaan menarik, bagaimana.
“Siapa yang memenangkan ruang ganti, ia akan keluar sebagai juara”. Barcelona, 26 Mei 1999. Dua klub besar, Manchester United (MU) dan Bayern Muenchen, sedang bertarung memperebutkan gengsi sebagai penguasa tertinggi sepakbola Eropa. Kedua klub –ketika itu—adalah penguasa liga lokal di negaranya masing-masing dan tengah memperebatkan gelar ketiga (treble), gelar paling bergengsi di level Eropa, Liga.
Sewaktu Kang Abik (Habiburrahman El Shiradzy) –penulis novel Ayat-Ayat Cinta yang filmnya laris manis itu—memiliki ide untuk mulai menulis Novel tersebut, yang dia lakukan adalah menghadirkan setting timur tengah di kamar tempatnya menulis. Dia pernah tinggal dan kuliah di Mesir, tetapi lanskap gurun pasir, onta dan rumah-rumah batu itu tinggal kenangan. Dia pasang gambar-gambar gurun.