
Minggu lalu saya dibuat kaget oleh seorang teman. Ketika memperkenalkan saya di depan audiens sebelum saya tampil bicara, dia menyebut saya memiliki “kharisma” sebagai seorang pembicara.
Jelas teman ini sedang tidak bercanda, karena bukan tipenye bercanda tidak perlu di depan banyak orang. Dan bukan sedang menyenangkan hati saya, karena kami berteman sejak lama dan selalu apa adanya satu sama lain.
Sebagai seorang yang meminati topik kepemimpinan, lama saya memikirkan tentang kata “kharisma” ini dan mencoba mencari tahu apa dan bagaimana bentuknya. Karena dalam konteks budaya tradisional Indonesia, kata ini lebih sering disematkan dengan kepemimpinan. Artinya sangat penting dan sangat dekat kekerabatannya dengan kepemimpinan.
Berbeda misalnya dengan kultur barat, yang lebih sering mengasosiasikan kepemimpinan dengan “keberanian”, “visi”, “role model” dan sejenisnya.
Tiga terakhir itu gampang di definiskan. Karena berkaitan dengan karakter atau kompetensi yang sudah makin terang dan gamblang definisinya saat ini.
Kharisma ini misterius. Continue reading “WIBAWA DAN KHARISMA”