Indra –begitu teman saya ini biasa di panggil—adalah salah satu orang paling beruntung dalam hidupnya.
Memilih profesi sebagai seorang Salesman, ketika tidak ada orang yang mau jadi salesman, dia sukses. Dia bisa memperolah penghasilan sampai ratusan juta sebagai salesman. Gajinya tidak seberapa, tetapi insentifnya ruarr biasa untuk ukuran pemuda berusia 20-an. Insentifnya itu datang dari penjualan yang berhasil dibukukannya. Padahal dia cuma jualan oli.
Tidak heran boss-nya sayang banget kepadanya. The golden boy alias anak emas. Dia minta ijin keluar untuk memulai usahanya sendiri, tidak diperbolehkan oleh atasannya itu. Siapa juga yang mau kehilangan angsa yang telah bertelur emas?
Tetapi Indra anak muda santun dan murah senyum ini punya mimpi. Dia ingin terbang lebih tinggi. Dan kesempatan itu datang tepat di depan matanya.
Pada masa awal 2000-an, industri tekstil dalam negeri bertumbangan, kalah bersaing dengan tekstil China. Termasuk salah satu pabrik tekstil terbesar di Kawasan Tangerang. Harus tutup. Tetapi, pada saat yang sama, ada satu pabrik baru di Kawasan yang sama membutuhkan karyawan-karyawan yang pengalaman di industri tekstil.
Indra – ketika itu masih salesman sukses yang dipercaya banyak pelanggan—ditawari proyek yang datang tiba-tiba dari langit itu. Yaitu menempatkan ratusan orang dari pabrik tekstil yang bangkrut tadi ke pabrik tekstil lain yang butuh karyawan. Istilah kerennya bisnis outsourcing.
Dia tidak punya modal banyak, tetapi dia berlimpah kepercayaan. Dan juga tentu saja keberuntungan. Dari jutaan manusia, kenapa dia yang dipilih? Dari ratusan salesman sukses kenapa dia yang dipercaya? Misteri.
Pucuk dicinta ulam tiba. Indra yang low profile ini mengambil kesempatan itu. Ini dijadikannya sebuah batu pijakan untuk membangun perusahaannya. Sim salabim, jadilah ia pengusaha.
Singkat cerita Indra akhirnya keluar sebagai salesman setelah melewati masa negosiasi yang panjang dengan mantan bossnya. Kini dia harus menjual produk usahanya sendiri. Tapi dia harus menjual apa? Dia tidak punya produk.
Jadilah dia menjalankan bisnis lumigada, alias lu minta gua ada. Bisnis apa saja yang penting halal. Modalnya adalah rekanan dan nama baiknya sebagai mantan salesman. Serta integritas yang dipertahakankannya dengan sepenuh jiwa.
Semua orang tahu tidak pernah ada yang sederhana dalam dunia bisnis. Bahkan RM Padang Sederhana yang sukses itu kisah suksesnya pastilah tidak se-sedernana namanya.
Demikian juga dengan Indra. Banting tulang untuk menghidupi bisnisnya sambil percaya bahwa keberuntungan itu akan datang pada mereka yang bersungguh-sungguh dan menjemputnya keluar. Bukan menunggunya sambil memelototi medsos seharian.
Suatu sore di bulan Ramadhan menjelang berbuka puasa, Indra menyapa seorang Bapak tua di sebelah lokernya. Saat itu Indra baru menyelesaikan beberapa hole di lapangan golf. Dia sedang belajar main golf untuk memperluas networking bisnisnya.
Tabiat Indra untuk menyapa dan tersenyum terlebih dahulu kepada siapapun yang ditemuinya. Tabiat standar yang banyak saya temukan pada banyak salesman sukses. Awalnya barangkali tuntutan profesi, tetapi lama-lama menjadi kebiasaan yang melekat.
Tetapi sapaan hangat Indra sore itu rupanya berkesan untuk Bapak tua itu. Apalagi begitu tahu bahwa Indra bermain golf dengan biaya sendiri (bukan dibayarin orang tua atau dibayarin kantor), dan dia memilih untuk berhenti main ketika waktu maghrib tiba.
Anak muda, santun, cerdas, mandiri dengan bisnisnya, taat dengan ajaran agamanya. Pasti ada yang istimewa dengan anak ini, mungkin begitu pikir Bapak tua itu.
Indra merasa tidak ada yang istimewa dengan itu semua. Puluhan dan mungkin ratusan senyum dan sapa dia lepaskan sepanjang hari. Tak peduli kepada siapapun. Kadang hanya berbalas angin. Tak harap itu akan kembali dalam bentuk apapun.
Baginya bisnis adalah menebar sebanyak mungkin energi positif kepada setiap orang. Dan, dia percaya dari situ keberuntungan akan datang kelak. Entah dengan cara apa.
Dan keberuntungan itu datang ketika seseorang dari lapangan golf menelpon Indra bahwa ada seorang Bapak tua dari Jawa Timur mencari dirinya. Si Bapak hanya kenal ada seorang anak muda yang juga member dari lapangan golf di Tangerang dengan ciri-ciri tertentu. Dia lupa namanya dan Indra lupa pula pernah berkenalan dengan Bapak tua itu.
Begitulah cara nasib dan keberuntungan menghampiri Indra.
Bapak tua itu adalah seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan kontraktor besar di negeri ini. Dia sedang membangun sebuah proyek besar di Jawa Timur. Indra diminta untuk mengelola salah satu sub proyek itu tanpa pertanyaan bertele-tele dan tanpa proses macem-macem.
Energi positif yang dilepaskan Indra dengan tegur sapa dan komitmennya pada nilai-nilai baik itu rupanya sudah cukup bagi si Bapak tua itu untuk mempercayai ketulusan dan kesungguhan anak muda satu ini.
Itulah proyek jumbo perdana Indra sebagai pengusaha, yang kini menjadikannya anak muda usia 40-an, dengan kantor 5 lantai yang berdiri gagah di sebuah Kawasan elit di Tangerang, dengan karyawan ratusan orang dan omset mencapai lebih dari 100 milyar.
Begitulah keberuntungan dan nasib menghampiri Indra. Bagaimana nasib dan keberuntungan menghampiri anda?
SCIENCE OF LUCK
Yang disebut dengan keberuntungan atau “luck” saat ini sudah banyak diteliti oleh para ilmuwan sebagai sebuah fenomena psikologi yang ada polanya dan karenanya bisa dijelaskan. Bukan lagi kejadian yang acak (random probability) yang sulit untuk dibuktikan.
Keberuntungan, menurut para ilmuwan tersebut, adalah kumpulan dari cara pandang dan perilaku positif dari seseorang yang membuatnya selalu terbuka terhadap berbagai kesempatan atau segala kemungkinan.
Satu diantara studi terkenal tentang keberuntungan di lakukan oleh Dr. Richard Wiseman yang dipublikasikan dalam bukunya THE LUCK FACTORS. Ada 4 faktor yang mendasari keburuntungan seseorang dalam buku itu:
1. Maksimalkan peluang-peluanga anda (Maximize yout Opportunities). Cobalah untuk bersikap rileks dan lebih banyak mengamati dan terlibat, tidak sibuk sendiri. Terbuka terhadap kesempatan-kesempatan baru. Usahakan lebih banyak bilang “Iya” daripada “Tidak” untuk pengalaman atau kesempatan baru. Terus terhubung dan tetap menjaga keterhubungan dengan teman lama maupun baru.
2. Biarkan intuisi anda membimbing anda (Let your intuition guide you). Intuisi dibangun dari proses alam bawah sadar yang panjang. Dengarkan perasaan dan firasat dari alam bawah sadar itu. Kalau anda punya disiplin diri untuk membangun kekuatannya –dengan banyak berdoa, beribadah atau meditasi, misalnya—harusnya kekuatan itu bisa dipercaya.
3. Cara pandang (Perspective). Cara anda melihat menentukan cara anda berbuat dan menentukan hasil yang anda dapat. Orang-orang yang beruntung, selalu berharap keberuntungan mereka terus berlanjut karenanya mereka memiliki cara pandang dan cara besikap yang baik. Mereka juga terus menerus melakukan itu dan berharap keberuntungan akan terus menghampiri. Karenanya mereka tak berhenti mencoba.
4. Melihat dari sisi yang positif (See the bright side). Orang beruntung melihat sisi baik dari ketidakberuntungan yang dia dapatkan. Orang beruntung juga yakin bahwa ketidakberuntungan dia pada akhirnya membawa pada kebaikan, dan oleh karena itu dia akan melakukan sesuatu untuk mencegah ketidakberuntungan itu terulang lagi.